tcggwrm – Pemerintah Kamboja secara resmi memperkenalkan kebijakan baru untuk meningkatkan sektor pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19. Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan internasional sekaligus mempromosikan destinasi-destinasi budaya dan alam yang dimiliki negara tersebut.
Dalam konferensi pers yang digelar di Phnom Penh, Menteri Pariwisata Kamboja, Thong Khon, menyatakan bahwa kebijakan baru ini akan berfokus pada pengembangan infrastruktur, promosi digital, serta program pelatihan bagi pelaku industri pariwisata. “Kami ingin memastikan bahwa Kamboja tidak hanya menjadi tujuan wisata yang menarik, tetapi juga memberikan pengalaman yang berkelanjutan dan berkualitas bagi para pengunjung,” ujar Thong Khon.
Salah satu fokus utama kebijakan ini adalah peningkatan infrastruktur. Pemerintah Kamboja berencana untuk memperbaiki akses transportasi ke situs-situs wisata utama seperti Angkor Wat, Siem Reap, dan pantai-pantai di Sihanoukville. Bandara internasional di Phnom Penh dan Siem Reap juga akan diperluas untuk mengakomodasi peningkatan jumlah penerbangan internasional.
Selain itu, Kamboja akan membangun lebih banyak hotel dan resor berstandar internasional, dengan tetap menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. “Kami tidak ingin pembangunan ini merusak warisan budaya dan alam yang kami miliki,” kata Thong Khon.
Menyadari pentingnya teknologi dalam industri pariwisata modern, pemerintah Kamboja juga meluncurkan program promosi digital yang menargetkan wisatawan dari seluruh dunia. Kampanye promosi ini akan menggunakan platform media sosial, situs web, serta aplikasi ponsel yang memudahkan wisatawan dalam merencanakan perjalanan ke Kamboja.
Selain itu, sistem e-Visa yang telah ada akan diperbarui agar lebih mudah diakses oleh wisatawan asing. Fasilitas pembayaran online di destinasi-destinasi wisata utama juga akan ditingkatkan, memungkinkan pengunjung untuk melakukan transaksi dengan lebih cepat dan aman.
Kebijakan baru ini juga menekankan pentingnya pariwisata berkelanjutan. Pemerintah Kamboja bekerja sama dengan berbagai organisasi lingkungan untuk memastikan bahwa perkembangan pariwisata tidak merusak ekosistem lokal. Wisatawan akan didorong untuk terlibat dalam kegiatan ekowisata, seperti kunjungan ke desa-desa tradisional, cagar alam, dan program konservasi satwa.
Thong Khon menambahkan bahwa program ini akan melibatkan pelatihan bagi pemandu wisata dan operator pariwisata lokal agar mereka lebih siap dalam menyambut turis internasional. “Kami ingin masyarakat lokal merasakan manfaat langsung dari perkembangan pariwisata, baik secara ekonomi maupun sosial,” katanya.
Dengan kebijakan baru ini, slot server kamboja menargetkan untuk mendatangkan 8 juta wisatawan pada tahun 2025, naik dari 4,7 juta pada tahun 2023. Sektor pariwisata diharapkan menyumbang hingga 30 persen dari total PDB Kamboja, menjadikannya salah satu sektor ekonomi utama negara tersebut.
Pemerintah Kamboja optimis bahwa langkah-langkah yang diambil dalam kebijakan ini akan membawa sektor pariwisata kembali bangkit dan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi negara. “Kamboja memiliki potensi yang sangat besar di sektor pariwisata. Dengan kebijakan ini, kami yakin dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Asia Tenggara,” pungkas Thong Khon.